Diary's Sisca

Saturday, April 30, 2011

Etika Berbisnis Menurut Islam (part 1)

Dalam tulisan saya sebelumnya, saya membahas mengenai "orang islam harus kaya..!!!". Banyak bidang pekerjaan yang bisa membuat kita bisa menjadi kaya. Tetapi, sesungguhnya cara untuk menjadi sukses, kekayaan dan kebahagian adalah bukan dengan menjadi karyawan melainkan menjadi bos yang memiliki suatu unit usaha. Ini sesuai dengan apa yang pernah diungkapkan Rasulullah SAW. Beliau menjelaskan bahwa sembilan dari sepuluh kekayaan berada ditangan pedagang, sedangkan satu bagian yang tersisa dibagikan kepada orang orang yang bertindak sebagai pekerja.

Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh berbisnis semau hati. Kita harus memperhatikan dan mematuhi etika berbisnis dalam Islam yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadist.
Berikut ini beberapa etika dalam berbisnis yang sesuai dengan islam, yang jika kita terapkan insyaallah kita akan lebih mudah dalam meraih kesuksesan:

1. Jujur
Kejujuran sebenarnya harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan., terutama dalam berbisnis dan berdagang. Karena sesungguhnya kita akan di mintai pertanggungjawaban kita kelak di akhirat.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah, "Pada hari kiamat, para pedagang akan di bangkitkan dalam keadaan telanjang, kecuali orang orang yang bertakwa, berbuat baik dan jujur." (HR. Tirmidzi)
Dalam hadist yang lainnya, Rasulullah Saw bersabda, "Seorang muslim tidak boleh menjual suatu barang yang ada aibnya (cacat), kecuali ia menjelaskan aib tersebut." (HR.Quswani)

Saat ini jarang kita temui pedagang yang jujur, padahal jika seorang pedagang yang jujur dalam melakukan transaksinya maka Allah Swt telah menjanjikan kebaikan di surga. Sesuai dengan sabda Rasulullah Saw," Pedagang yang jujur tidak terhalang dari pintu pintu syurga." (HR. Thirmidzi)

2. Tidak menimbun barang
Di Indonesia akhir akhir ini sering sekali terjadi kelangkaan suatu barang, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok manusia, misalnya minyak tanah atau gas LPG. Hal ini bisa terjadi akibat ulah segelintir orang yang telah menimbun baranag untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Sedangkan hal ini sangat merugikan masyarakat.
Menimbun barang sangat dilarang oleh agama islam, dan pelakunya akan di azab dengan siksa yang pedih pada hari kiamat. Rasulullah telah menegaskan dalam sebuah hadist,"Seburuk buruknya hamba ialah orang yang menimbun barang. Jika ia mendengar kabar bahwa harga barang murah, maka ia merusakkan barang dagangannya. Sebaliknya jika ia mengetahui bahwa harga barang melambung tinggi maka ia bergembira." (HR. Imam muslim). Selain itu dalam hadist yang lain Rasulullah juga bersabda,"Barang siapa menimbun bahan makanan selama empatpuluh malam, maka sungguh Allah tidak akan perlu kepadanya." (HR. Ahmad, Hakim, Ibnu abu Syaibah, dan Bazzar)

3. Tidak menjelekkan barang dagangan yang lain
Dalam menjalankan suatu perdagangan, sudah umum terjadi banyak persaingan, Terkadang hal tersebut akan memicu rasa iri, dengki dan hasad. Sehingga sering terjadi antar pedagang saling menjelekkan barang dagangan yang lain yang biasanya bertujuan untuk mencari keuntungan yang besar.
Demi tujuan apapun, menjelekkan barang dagangan orang lain itu dilarang dalam islam, sebagaimana sabda Rasulullah Saw," Janganlah seseorang di antara kalian menjual barang dagangan dengan maksud untuk menjelekkan barang dagangan yang dijual oleh orang lain." (HR. Muttafaqun 'alaih)

4. Segera membayar upah karyawan
Dalam berbisnis apapun, terutama jika bisnis kita sudah sangat berkembang, tentu saja kita akan membutuhkan jasa dari orang lain untuk menjalankan bisnis kita. Para keryawan yang membantu kita hendaknya kita bayar sesuai dengan banyak atau sedikitnya pekerjaan mereka  maupun sesuai dengan jenjang pendidikannya. Rasulullah Saw bersabda,"Berikanlah upah pada karyawan sebelum kering keringatnya."

5. Murah hati
Seorang pelaku bisnis harus bersikap murah hati. Pengertian murah hati disini adalah, hendaknya tidak menjual barang dengan harga tinggi dan mempermudah transaksi penjualannya dengan pembeli. Rasulullah bersabda,"Allah Swt, memberkahi penjualan, pembelian, pembayaran, dan penagihan yang mudah." (HR. Thahawi)
Imam Ali bin Abi Thalib termasuk pedagang yang tidak menaikkan harga yang berlebihan. Ia menyeru kepada pedagang lainnya,"Wahai para pedagang, ambillah hak kalian yang semestinya, niscaya kalian akan selamat. Dan janganlah kalian menolak laba yang sedikit, karena hal ini menyebabkan kalian tidak memperoleh laba yang banyak."
Contoh lain sorang pedagang yang murah hati. Ia tidak akan menolak barang yang dikembalikan oleh pembelinya karena barang tersebut cacat (rusak) dibagian tertentu. Rasulullah juga bersabda,"Barang siapa yang berkenan menerima pengembalian barang dagangan yang rusak dari seorang muslim, maka Allah Swt akan mengampuninya pada hari kiamat." (HR. Ibnu Hibban)


6. Melunasi kredit
wah..ini saya masih belum tamat melunasi kredit (jadi curhat nih :))
Seorang pebisnis yang baik harus segera melunasi utangnya sesuai dengan tempo yang di tetapkan. Sesungguhnya jika kita berutang kepada orang lain dan bertekad kuat untuk melunasinya, maka Allah Swt akan mempermudah proses pelunasan utang kita. Rasulullah bersabda," Barang siapa yang memiliki utan, maka Allah Swt akan membantunya melunasi utang tersebut."



to be continued.......



diambil dari buku "Bahkan para sufipun kaya raya...."
by Badiatul Rozikin

2 Comments:

Blogger reza aconk said...

blog yng anda miliki bgus>>>
ya biarpun saya baru mulai ngeblog!!1

saya hanya blogwalking>>>
jika berniat liat blog saya kunjungin balik ya???

April 30, 2011 at 10:12 PM  
Blogger sisca said...

Trims ya. Sdh saya liat nice blog juga buat anda

May 6, 2011 at 8:46 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home